1.1 Latar Belakang
Air adalah suatu
zat pelarut yang bersifat yang sangat berdaya guna,yang mampu melarutkan
zat-zat lain dalam jumlah besar dari pada zat cair lainnya. Sifat-sifat
ini dapat dilihat dari banyak unsur-unsur pokok yang terdapat dalam air laut
(Hutabarat, S & S.M. Evans. 2005 dalam blog dianaastrii.blogspot.com)
Masing-masing habitat mempunyai
ciri-ciri tersendiri dan adanya perubahan lingkungan dimana habitat itu
tinggal, maka akan menyebabkan jumlah jenis dari kelimpahan organisme yang
hidup di dalamnya berbeda-beda. Walaupun mempunyai lingkungan hidup yang
berbeda-beda, tetapi pada masing-masing habitat tersebut terdapat interaksi
antara faktor biotik dan abiotik.
Perairan umum adalah bagian
permukaan bumi yang secara permanen atau berkala digenangi oleh air baik air
tawar, air payau, maupun air laut, mulai dari garis pasang surut terendah ke
arah daratan dan badan air tersebut terbentuk secara alami ataupun buatan (UU
No. 7, 2004).
Perairan umum meliputi sungai,
sungai mati (oxbow lake), lebak-lebung (floodplain), saluran irigasi, kanal,
estuaria, danau, situ, waduk, rawa, goba (lagoon), genangan air (telaga,
kolong-kolong, dan legokan-legokan) (Fajri & Agustina, 2013).
Kualitas suatu perairan sangat
berpengaruh terhadap kemampuan produktifitas fitoplankton, penurunan kualitas
perairan akan menyebabkan penurunan kelimpahan fitoplankton yang pada akhirnya
akan berpengaruh terhadap kelayakan suatu perairan untuk kegiatan perikanan.
Rendahnya tingkat produktivitas di
perairan pada umumnya berhubungan dengan tingkat atau cara pengeloaan yang
baik. Cara ini membahayakan kelestarian populasi ikan di perairan
tersebut. Akibat tidak adanya perhitungan sama sekali mengenai populasi
ikan pada tahun-tahun berikut (Odum, E.P, 1971)
1.2 Tujuan & Manfaat
Tujuan diadakan praktikum ini adalah mahasiswa dapat
melihat, mengamati, mengetahui serta mengidentifikasi benthos apa saja yang ada
atau hidup di substrat dasar perairan kolam ikan nila yang ada di Departemen
Perikanan PPPPTK Pertanian Cianjur.
Manfaat diadakannya praktikum ini yaitu setiap
mahasiswa dapat mengidentifikasi benthos apa saja yang ada atau hidup di
substrat dasar perairan kolam ikan nila yang ada di Departemen Perikanan PPPPTK
Pertanian Cianjur.
.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Air adalah suatu zat pelarut yang
bersifat yang sangat berdaya guna,yang mampu melarutkan zat-zat lain dalam
jumlah besar dari pada zat cair lainnya. Sifat-sifat ini dapat dilihat
dari banyak unsur-unsur pokok yang terdapat dalam air laut (Hutabarat, S &
S.M. Evans. 2005 dalam blog dianaastrii.blogspot.com)
Berdasarkan habitatnya, Aquatic
ecosystem atau ekologi perairan terbagi atas 3 jenis yaitu: (Fajri &
Agustina, 2013)
a. Fresh Water
Aquatic, yaitu habitat air tawar yang terdiri dari perairan
mengalir (lotic) dan perairan tergenang (lentic).
b. Marine Water
Aquatic, yaitu habitat air laut yaitu suatu habitat yang
menitikberatkan pada pola hubungan antar jasad dan hubungan antara jasad dengan
laut sebagai lingkungannya.
c. Brackhis Water
Aquatic, yaitu habitat air payau atau habitat estuaria yaitu
suatu habitat yang dipengaruhi oleh pasang surut air laut. laut tercampur
dengan air tawar sehingga sering juga disebut daerah ekoton atau daerah
peralihan.
Bentos mencakup semua organisme yang
hidup didasar atau di dalam dasar perairan. Berdasarkan ukurannya, bentos
dikelompokkan menjadi makrobentos (tersaring dengan alat saringan
bertingkat atau SIEVE SET. US. 30) dan mikrobentos.
Menurut Fachrul (2007) ukuran bentos diantaranya adalah makrobentos yaitu 1,0
-5,0 mm, mesobentos yaitu 0,1 -1,0 mm dan mikrobentos yaitu < 0,1 mm.
Sedangkan menurut batasan biologis digolongkan menjadi fitobentos (golongan
tumbuhan) dan zoobentos (golongan hewan) (Fajri & Agustina,
2013).
Peranan bentos di perairan
(Fajri& Agustina, 2013) :
a.Mampu mendaur ulang bahan organik
b. Membantu proses mineralisasi
c. Menduduki posisi penting dalam
rantai makanan
d.Indikator pencemaran
Pengambilan contoh bentos di danau
atau sungai yang berarus lemah serta subtrat dasar yang lunak, umumnya
menggunakan Ekcman Grab. Untuk pengambilan bentos di sungai yang dangkal
dan subtrat dasar yang keras / bebatuan digunakan Surber atau Square-Foot
Sampler dan atau bingkai kuadrat. Untuk perairan pantai atau laut
yang dangkal yang subtract dasarnya keras digunakan Petersan Grab atau Smith-Mc
Intyre Grab atau Ongel Peel Sampler atau Shipek Grab.
Pengumpulan bentos pada masing-masing lokasi dapat secara acak maupun secara
stratifikasi (Dahuri, 1997). Metode pengambilan sample bentos menurut Suin
(2002) dapat dilakukan dengan :
a. Metode
kolonisasi (dengan container sampler atau core sampler)
b. Metode
perangkap (dengan trap sampler)
c. Metode tangkap
segera (immediate sampler dengan surbur, pipa paralon, eckman grab,
atau Petersen grab)
Berdasarkan ukurannya benthos dibagi
menjadi 3, yaitu :
a.
Makrobenthos
Lebih besar, lebih
terlihat, benthos yang lebih besar dari 0,5 mm. Beberapa contohnya adalah
cacing polychaeta, bivalvia, echinodermata, anemo laut, karang, spons,
tubellarians, dan ada yang lebih besar yaitu crustacea seperti kepiting,
lobster dan cumaceans.
b.
Meiosbenthos
benthos kecil yang
berukuran ± 0,5 mm, tetapi lebih besar dari 32 μm dalam ukuran. Beberapa
contohnya nematoda, foraminiferans, beruang air, gastrotriches, dan lebih besar
seperti crustacea seperti copepoda dan ostracodes.
c.
Mikrobenthos
Benthos mikropis yang
berukuran kurang dari 32 μm dalam ukuran. Beberapa contoh adalah bakteri,
diatom, amuba.
BAB III METODOLOGI
3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum
ini dilakukan pada hari Jumat tanggal 14 Maret 2014 pada pukul 08.00 s.d.
selesai, dan bertempat di ruangan laboratorium Departemen Perikanan PPPPTK
Pertanian Cianjur.
3.2 Alat dan Bahan
·
Paralon
·
Saringan/Seser
·
Botol Sampel/Nampan
·
Ember/Toples
·
Mikroskop/kaca pembesar
(lup)
·
Buku kunci identifikasi
benthos
·
ATK
·
Gelas Object
·
Tissue
·
Caver Glass
3.3 Langkah
Kerja
·
Pengambilan sampel
1.
Siapkan alat dan bahan
yang akan digunakan!
2.
Sasaran pencarian
benthos dari kolam yang ada di Departemen Perikanansebanyak 4 kolam; saluran
inlet kolam dan saluran irigasu
·
Identifikasi benthos
1.
Pengamatan dilakukan
dengan mengambil lumpur yang ada di perairan, kemudian dilakukan pencucian
lumpur dengan menggunakan alat penyaring
2.
Pengamatan benthos dilakukan mulai dari yang ada di dalam
lumpur, dasar perairan dan yang menempel di benda-benda (batu, kayu, kantong
plastik) di sekitar periaran
3.
Gambarkan jenis benthos
yang ditemukan untuk kemudian diidentifikasi dengan menggunakan buku
identifikasi dan hitung jumlahnya.
BAB IV HASIL &
PEMBAHASAN
4.1 Hasil
No
|
Benthos yang
ditemukan
|
|
Gambar dan nama
spesies
|
Gambar dan nama
spesies
|
|
1
|
Freshwater Mussel
|
Kingdom : Animalia
Subkingdom : Metazoa
Filum : Mollusca
Kelas : Pelecypoda
Ordo :
Eulamellibranchiata
Subordo : Integripalliata
Famili : Umionidae
Genus : Anadonta
Spesies : Anadonta woodiana Lea
|
2
|
Predaceous Diving Beetle Larva
|
Kingdom Animalia (Animals) Phylum Arthropoda
(Arthropods) Subphylum Hexapoda (Hexapods) Class Insecta (Insects) Order
Coleoptera (Beetles)
Atau
Arthropods - Arthropoda >> Insects - Insecta
>> Beetles - Coleoptera >> Predacious Diving Beetles – Dytiscidae
|
3
|
Pouch Snail
|
Keterangan: Pouch siput mudah untuk
mengidentifikasi. Mereka coklat,
abu-abu, atau hitam siput yang memiliki
pembukaan di sisi kiri. (Kebanyakan
siput terbuka di
sebelah kanan.) Siput ini
juga memiliki paru-paru
bukan insang, sehingga
mereka bernapas di permukaan.
Siput ini bisa sampai ½ inci panjang.
|
4
|
Gilled Snail
|
Siput gilled memiliki insang yang mereka
gunakan untuk bernapas, seperti
kerang / kerang
lainnya Cangkang terbuat dari
kalsium karbonat. Sebuah pintu seperti piring, disebut operculum untuk melindungi siput didalam dan sebagai tempat tinggalnya. Mereka memakan bahan tanaman dan kadang-kadang memakan rumput di pada bahan organik mati. Betina biasanya bertelur dalam
kelompok dan self-pupuk.
Mereka biasanya tumbuh menjadi sekitar 0,5 inci
sampai 75 inci.
|
5
|
Midge Larva
|
Klasifikasi Midge Larva
Kingdom : Hewan
Fillum : Arthropoda Kelas : Serangga (Insecta) Ordo : Diptera Famili : Culicidae |
6
|
Leech
|
KLASIFIKASI LEECH:
* Kingdom : Animalia * Filum : Annelida * Kelas : Clitellata * Ordo : Haplotaxida * Subkelas: Hirudinea * Genus : Hirudo * Spesies : Hirudo medicinalis (menurut Linnaeus, 1758) CIRI-CIRI: 1. Habitatnya di air tawar, darat dan air laut. 2. Tubuhnya tidak memiliki rambut dan parapodia. 3. Bentuk tubuhnya pipih. 4. Di kedua ujung tubuhnya terdapat alat isap, untuk menempel pada korban dan mengisap darahnya. |
7
|
Giant Water Bug
|
Giant Water Bug adalah keluarga serangga yang dikenal sebagai
"raksasa bug air". Sebagian besar spesies dalam
keluarga Giant Water Bug ini masih merupakan kumbang terbesar di
dunia. Serangga ini adalah predator paling gesit, menangkap dan memakan ikan
dan katak. Mereka sangat pnter menipu musuhnya dan bisa bergerak di permukaan
air, menunggu mangsa mendekat.
|
8
|
Tubifex
|
Klasifikasi cacing rambut (Tubifisid) sebagai berikut :
Phylum : Annelida Kelas : Oligochaeta Ordo/bangsa : Haplotaxida Famili/suku : Tubificidae Genus/marga : Tubifex Spesies/ jenis : Tubifex sp Cacing Tubifex sering juga disebut cacing rambut karena bentuk dan ukurannya seperti rambut. Ukurannya kecil dan ramping, panjang 1- 2 cm. warna tubuhnya kemerah – merahan. |
4.2 Pembahasan
Dari hasil praktikum, kami mendapatkan beberapa jenis
benthos yaitu : Tubifex, Giant Water Bug, Leech, Midge Larva, Gilled Snail,
Pouch Snail, Predaceous Diving Beetle Larva, Freshwater Mussel.
Bentos mencakup semua organisme yang
hidup didasar atau di dalam dasar perairan. Berdasarkan ukurannya, bentos
dikelompokkan menjadi makrobentos (tersaring dengan alat saringan
bertingkat atau SIEVE SET. US. 30) dan mikrobentos.
Menurut Fachrul (2007) ukuran bentos diantaranya adalah makrobentos yaitu 1,0
-5,0 mm, mesobentos yaitu 0,1 -1,0 mm dan mikrobentos yaitu < 0,1 mm.
Sedangkan menurut batasan biologis digolongkan menjadi fitobentos (golongan
tumbuhan) dan zoobentos (golongan hewan) (Fajri & Agustina,
2013).
Peranan bentos di perairan
(Fajri& Agustina, 2013) :
a.Mampu mendaur ulang bahan organik
b. Membantu proses mineralisasi
c. Menduduki posisi penting dalam
rantai makanan
d.Indikator pencemaran
Pengambilan contoh bentos di danau
atau sungai yang berarus lemah serta subtrat dasar yang lunak, umumnya
menggunakan Ekcman Grab. Untuk pengambilan bentos di sungai yang dangkal
dan subtrat dasar yang keras / bebatuan digunakan Surber atau Square-Foot
Sampler dan atau bingkai kuadrat. Untuk perairan pantai atau laut
yang dangkal yang subtract dasarnya keras digunakan Petersan Grab atau Smith-Mc
Intyre Grab atau Ongel Peel Sampler atau Shipek Grab.
Pengumpulan bentos pada masing-masing lokasi dapat secara acak maupun secara
stratifikasi (Dahuri, 1997). Metode pengambilan sample bentos menurut Suin
(2002) dapat dilakukan dengan :
a. Metode
kolonisasi (dengan container sampler atau core sampler)
b. Metode
perangkap (dengan trap sampler)
c. Metode tangkap
segera (immediate sampler dengan surbur, pipa paralon, eckman grab,
atau Petersen grab)
Berdasarkan ukurannya benthos dibagi
menjadi 3, yaitu :
Makrobenthos
Lebih besar, lebih
terlihat, benthos yang lebih besar dari 0,5 mm. Beberapa contohnya adalah
cacing polychaeta, bivalvia, echinodermata, anemo laut, karang, spons,
tubellarians, dan ada yang lebih besar yaitu crustacea seperti kepiting,
lobster dan cumaceans.
Meiosbenthos
benthos kecil yang
berukuran ± 0,5 mm, tetapi lebih besar dari 32 μm dalam ukuran. Beberapa
contohnya nematoda, foraminiferans, beruang air, gastrotriches, dan lebih besar
seperti crustacea seperti copepoda dan ostracodes.
Mikrobenthos
Benthos mikropis yang
berukuran kurang dari 32 μm dalam ukuran. Beberapa contoh adalah bakteri,
diatom, amuba.
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Setelah melakukan praktikum
identifikasi terhadap benthos yang ada di perairan di perairan kolam departemen perikanan
PPPPTK pertanian cianjur dapat disimpulkan :
·
kami mendapatkan
beberapa jenis benthos yaitu : Tubifex, Giant Water Bug, Leech, Midge Larva,
Gilled Snail, Pouch Snail, Predaceous Diving Beetle Larva, Freshwater Mussel.
5.2 Saran
Diharapkan pengambilan sampel tidak hanya satu tempat waktu saja, dan pengambilan titik sampel di perbanyak agar banyak benthos yang tersaring jadi kita bisa mengidentifikasi lebih banyak lagi benthos.
DAFTAR PUSATAKA
Fajri & Agustina. 2013. Penuntun
Pratikum Ekologi Perairan. Pekanbaru.UR press.pekanbaru
Odum, E. P., 1971. Fundamentals
of Ecology. W. B. Saunder Company. Philadelphia. 574 hal.
Sachlan, 2006. Planktonologi. Fakultas
Perikanan dan Ilmu Kelautan-Unri.